SENYUMNYA BUKAN UNTUKKU (cerpen)

Diawal pertemuan kita, aku memang sudah menaruh rasa yang tak biasa.

Melihat parasmu yang manis dengan senyuman yang khas semakin membuatku mencari kepastian atas rasa yang ku punya, cintakah? atau hanya obsesiku untuk terus melihat senyummu yang khas itu.

Sebulan kemudian sudah bisa kupastikan, di awal memang hanya sekedar obsesiku yang besar untuk melihat senyummu dan kini berubah menjadi cinta dengan seiring berjalannya waktu dimana kau terus berada disampingku.

Kau tau aku sedang dilanda patah hati yang hebat, lalu kau datang membawakanku senyuman yang begitu indahnya.

Kau mengalahkan bayangannya; dia yang telah mematahkan hatiku, yang telah menyakitiku. 

Kau mainkan gitar lalu bersenandung dihadapanku, dan dengan tulusnya kau berikan aku senyuman yang tak ku mengerti apa arti dari senyuman itu.

Kau terus menerus dapat membuat hatiku terasa bergetar, entah juga dengan gurauanmu yang konyol ikut serta menghangatkan dinginnya malam walaupun hal itu hanya melalui tulisan dalam sebuah pesan singkat.

Bersamamu, aku merasakan kembali hadirnya rasa yang telah lama hilang.

Cinta.

Ya, kau datang membawakanku cinta yang baru.

Aku telah banyak berharap padamu, hingga pada akhirnya kau datang dengan senyum yang luar biasa berbinar. Lebih indah dari biasanya dan kemudian kau katakan...

"Gue baru jadian sama Tatiana! Gue senang sekali, gue mau rayain momen ini dengan traktir lo ice cream. Yuk..."

HANCUR!!!!!

Aku menjatuhkan gelas yang sedang ku genggam.

Seketika air mata berjatuhan dipipi, senyumku tetap merekah melihatnya bahagia. Tapi sangat-sangat-sangat demga terpaksa.

Kau memang benar dikirimkan Tuhan untuk mengobati, tapi kau bukan mengisi lubang dihati.

Berat hati ku langkahkan kaki dan menghampirinya. "Selamat ya! Gue turut bahagia."

Lalu senyuman terindah itu kembali merekah, tapi senyuman itu bukan untukku. Untuk kekasih barunya.