"Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga."
-Umar Bin Khatthab
Kalimat pembuka sudah mewakili ribuan kata sebenarnya.
Tapi gapapa, tetap kita ulas di sini.
Kalau bicara soal pembenci, sungguh enggak akan ada habisnya
.
Pembenci itu adalah orang-orang yang lemah akal yang mengedepankan rasa dengkinya. Apapun yang lo lakukan akan terlihat salah. Otak diciptain untuk berpikir, mulut diciptain untuk bersuara. Tapi gunain dulu otak lo, sebelum mulut lo bersuara. Jangan mulut duluan, otak baru mikir.
Rasanya gak enak.
Rasanya sesak.
Rasanya perih dan gelisah.
Tapi, kita cuma manusia biasa.
Gak bisa berbuat banyak untuk menutup mulut para pembenci.
Mereka akan selalu ada dari ribuan orang terdekat kita.
Yang sebenarnya kita pun kurang paham apa yang sebenarnya bikin mereka benci kita.
Ada kebencian yang terjadi karena pertengkaran.
Ada kebencian yang datang dari fitnahan orang.
Ada kebencian yang memang hadir dari hati mereka sendiri tanpa perlu kita berbuat salah dulu.
Jika bicara kebencian, tak akan ada habisnya.
Gue tau itu sakit, bahkan kadang mengganggu kehidupan sehari-hari kita. Merasa selalu diawasi. Merasa takut untuk melakukan banyak hal karena ujaran kebencian. Merasa gak nyaman untuk mengekspresikan diri.Tapi...
Ada satu hal yang mau gue tanya:
Kenapa kalian takut sama kebencian manusia? Sementara Tuhan selalu menyayangi kita? Kenapa gak takut dibenci sama Tuhan aja sih daripada sibuk takut sama manusia?
Atas dasar ini, gue maju, gue bangkit, dan gue keluar dari prasangka-prasangka tolol dari dalam otak gue sendiri.
Gue berpikir, kenapa sih gue terlalu takut dihujat? Dihina? Dikucilin? Dan dicemooh? Toh, gue merasa hubungan gue sama Allah SWT luar biasa kok. Gue selalu dilindungi, diberi kesehatan, diberi keberkahan bisa menemukan jati diri dan diberi titipan bisa menulis dan belajar tentang kehidupan sedalam ini. Semua ini berkah dari Allah SWT. Bukan dari manusia yang nyakitin gue.
Tekanan kebencian yang gue rasakan malah bukan dari pihak luar, lebih ke pihak dalam. Bukankah perasaan itu serba salah? Gue sakit, gue setres. Dari nangis sampe gabisa nangis. Tapi sekali lagi, gue yakin Allah meluk gue. Gue yakin ditolong, gue yakin bisa kuat lewatin dan yakin akan bahagia.
Gue didekatkan lagi oleh orang-orang yang murni tulus sayang sama gue. Dan buat gue itu cukup. Gue gak butuh dukungan seribu orang, cukup beberapa orang yang mendukung jalan gue secara tulus udah cukup membuat gue merasa di sayang tanpa kepalsuan. Dan gue yakin, para pembenci akan semakin mencari cara untuk menjatuhkan perasaan dan mental gue dengan segala cara.
Ada banyak manusia pintar di dunia ini, tapi gak banyak manusia yang berani bicara.
Gue mau jadi satu dari sekian banyak manusia yang bicara dengan lantang seperti ini. Karena gue yakin, beberapa dari orang terdekat atau bahkan orang lain, butuh dikuatkan.
Gue mau jadi seseorang yang bisa menopang kesulitan mereka, meski gue gak bisa bantu mereka secara materi.
Gue mau jadi manusia yang benar, bukan cuma baik.
Karena untuk jadi manusia baik itu cenderung relatif, tergantung siapa yang melihat dan menilai kita.
Dari segala kesalahan di masa lalu yang pernah gue perbuat, gue belajar banyak. Gue tahu mana yang benar dan mana yang salah. Ketemu banyak karakter manusia dari a sampai z, masuk ke dalam segala macam jenis pergaulan dari yang salah sampai yang benar.
Semua ini perjalanan gue untuk menemukan jati diri sekaligus peka terhadap siapa yang bener-bener sayang gue dan siapa yang membenci gue.
Gue bisa tau siapa yang benci gue dari cara chat mereka, cara mereka senyum ke gue atau cara mereka natap gue. Semua bisa ketebak. Dan itu suatu berkah dari Allah SWT gue diberi kepekaan yang luar biasa dalam.
It's okay jika ada yang membenci lo, selagi mereka gak menyulitkan jalan lo untuk maju ke depan. Toh, jarang ada pembenci yang terang-terangan mengusik kita. Mereka cuma berani ngomong di belakang dan itu satu bukti bahwa mereka seorang pengecut. Dasar-dasar mereka membenci kita itu gak sekuat apa yang mereka suarakan.
Lo harus jadi berbeda, gengs.
Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sebaik-baiknya dan selalu ada maksud. Kita ditakdirkan hidup bukan untuk jadi pecundang. Selagi banyak diberi keberkahan, gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya. Bukan untuk mengutuk diri sendiri, down karena pembenci sampai-sampai kita berhenti melangkah. Jangan!
Gue akan selalu mendukung jalan kalian selagi itu positif.
Siapapun yang merasa gelisah, tangan gue selalu terbuka untuk nerima setiap curhatan.
Bisa email ke:
Sarashibananda@gmail.com
Sarashibananda@gmail.com
Atau bisa wa atau dm ig gue @sarashibananda
Sampai jumpa di lain blog, luv!
0 komentar :
Post a Comment